Bandung, Kota Taman
[english|indonesia]

Bandung adalah kota pegunungan masa kini, kota utama di daerah Priangan, dan terletak di bagian yang indah di Jawa, lebih dari kebanyakan kota lainnya di pulau tersebut.Kota Bandung memiliki jalan-jalan raya yang lebar dan gedung-gedung yang saling berhadapan, dilengkapi dengan taman-taman kota yang amat dibanggakan oleh penduduknya. Kota Bandung dihubungkan dengan daerah lainnya dengan jalan raya, jalur kereta api, dan lewat udara. Dari Batavia, kota ini dicapai dengan empat keberangkatan kereta api, yang dikenal dengan "Vlugge Vier" (Kwartet Cepat) masing-masing memakan waktu dua tigaperempat jam, dengan kendaraan bermotor dalam tiga sampai empat jam, sementara dengan maskapai penerbangan K.N.I.L.M, dicapai dalam tiga perempat jam saja. Penerbangan ini menawarkan pemandangan yang amat berkesan dari Nusantara. Pertama-tama, jika kita bertolak dari Bandung dengan kapal udara di pagi hari, amatlah indah memperhatikan matahari perlahan-lahan naik dari ufuk timur di balik bayang-bayang pegunungan. Warna merah yang begitu hidup perlahan muncul di balik rona hijau dan kuning dari pegunungan, dilihat dari langit adalah pemandangan yang sarat akan seni dan keindahan. Berikutnya, ketika memutari kota sebelum mendarat atau lepas landas di sore hari, kebun-kebun dan taman-taman di kota menyajikan sebentuk rona mewarna yang menyeruak dari latar belakang yang lebih gelap dari jalan dan bangunan-bangunan. Telahpun disebut bahwa Nusantara adalah negeri beraneka warna, namun jarang sekali kita lebih menyadarinya dibandingkan ketika kita menikmati pemandangan Bandung dan sekitarnya dari udara. Amatlah tepat ungkapan mengenai kota ini "kenyamanan ala Barat yang berpadu dengan romantisme Timur".

Pemandangan di pelabuhan udara Andir sekitar tahun 1930, yang kini adalah Husein Sastranegara.

  

Ijzerman park, yang sekarang dikenal dengan taman Ganesha di depan kampus ITB. Di taman ini kini dibuat patung untuk menghormati jasa Ir. Soekarno, Presiden pertama RI, arsitek alumnus ITB yang bernama Technische Hoogeschool saat itu.

  

Lokasi, bentuk, dan sifat biologis pohon-pohonan dipertimbangkan secara matang dalam rangka mewujudkan penghijauan kota yang baik.

  

Pemandangan daerah pesawahan dari udara.

Sejumlah instansi pemerintahan terletak di kota ini, diantaranya adalah Sekolah Tinggi Teknik dan Lembaga Pasteur. Di sini juga terletak Pabrik Kina Bandung yang telah terkenal ke seluruh dunia dengan produksi pil obatnya yang telah tersebar ke segenap penjuru mata angin. Bahan baku dari obat ini didapatkan dari banyak perkebunan kita di daerah perbukitan di sekeliling kota. Hindia Belanda memasok 97% dari produk kina dunia.

Lembaga penelitian Pasteur, salah satu lembaga ilmu pengetahuan penting yang didirikan pada jaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

  

Kompleks pabrik kina di jalan Cicendo Bandung dilihat dari udara. Pabrik tersebut masih beroperasi sampai saat ini.

Bandung adalah kota yang penuh dengan kebun dan taman, yang menawarkan kenikmatan berjalan-jalan melancong di dalam kota dengan udara yang sejuk. Hotel-hotelnya istimewa dengan klub yang menyenangkan bagi para tamu mereka. Dan sebagai kota belanja, Bandung memiliki daya tarik tersendiri.

Gedung Societeit Concordia, semacam klub masyarakat elit kota Bandung saat itu, yang dikenal juga sebagai gedung pertunjukan (Bandoengsche Schouwburg).

Penduduk kota Bandung diberkahi oleh lingkungan alam yang begitu indah. Kota Bandung terletak tepat bagaikan pada dasar mangkuk yang dibentengi oleh pegunungan di sekelilingnya, dengan pedesaan kecil di sekelilingnya yang jumlahnya amat banyak. Dua diantaranya yang amat terkenal adalah Dago, yang telah menjadi daerah pinggiran yang menyatu dengan Bandung, namun terletak lebih tinggi dari bagian kota lainnya. (Bandung terletak sekitar 630 m di atas permukaan laut, Dago sekitar 900 m), dan Lembang, desa kecil yang indah di tengah-tengah perjalanan menuju Gunung Tangkuban Prahu, terkenal akan bunga dahlia yang cantik dan jenis bunga-bungaan lainnya. Di Dago juga terdapat tempat minum teh, di sebuah teras dengan pemandangan lepas ke arah kota, di malam hari yang sejuk orang dapat menikmati pemandangan kota di lembah dengan lampu-lampu yang mulai bernyalaan satu demi satu, duduk-duduk sambil menyeruput teh hangat yang harum. Di Lembang terdapat sejumlah bangunan villa dan beberapa hotel dengan pelayanan yang baik, dengan harga sewa yang relatif murah, malah pada kenyataannya termasuk yang paling murah dibandingkan dengan daerah tetirah yang terletak di kota-kota besar lainnya (Lembang bisa dicapai dengan dua puluh menit berkendaraan dari pusat kota Bandung).

Pada jaman dahulu kala, dataran Bandung yang sekarang ini adalah danau yang besar dengan pegunungan di sekelilingnya sebagai tanggul airnya.

  

Panorama desa di kaki gunung di tengah kehijauan dan suburnya alam tanah Priangan yang begitu diberkahi.

Cara terbaik untuk menikmati keindahan di sekeliling kota Bandung adalah dengan menggunakan kendaraan bermotor dan mengemudi, ke segala arah manapun yang anda pilih, keluar kota melalui jalan-jalan raya daerah Priangan yang mulus. Dalam beberapa menit saja, pelancong akan berada di tengah-tengah daerah pegunungan, di dekat air terjun yang indah, berhadapan dengan tebing gunung kapur atau cadas batu granit, dengan gua-gua misterius di sana-sini. Ada dua buah rute perjalanan yang khas, sejauh yang telah diketahui sampai saat ini, yakni ke arah kawah Tangkuban Prahu, di atas Lembang, dan ke kawah di gunung Papandayan. Rute yang pertama pertama ditempuh melewati Lembang, dan segera setelahnya berbelak ke arah atas menempuh jalan tembus dengan tanjakan cukup berat yang berakhir di tempat parkir kendaraan yang terletak di pinggiran kawah yang memiliki kedalaman lebih dari seratus meter. Gunung ini juga memiliki tiga kawah lain yang dapat dicapai melalui beberapa arah dari tempat parkir tersebut. Pada hari yang cerah, pemandangan di sini benar-benar menakjubkan, namun mengingat letaknya di puncak gunung, para pengunjung diharapkan tidak akan heran jika mendapati dirinya dikelilingi oleh kabut awan. Jalan menuju kawah Papandayan dibuat lebih belakangan, namun di tempat tujuan para pengunjung akan mendapatkan daya tarik yang lebih lagi dibandingkan dengan yang ada di Tangkuban Prahu. Di Papandayan kita bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri gas yang keluar dari perut bumi, kawah Lumpur yang masih bergolak bergelembung, bahkan kita bisa melihat mata air panas yang memancar dari dalam bumi, dan tentu saja kawah Papandayan itu sendiri yang dapat dicapai dengan berjalan kaki beberapa ratus meter saja dari tempat parkir.

Sebuah iklan mobil dengan foto yang diambil di depan sebuah rumah di daerah Ciumbuleuit. Jalan yang menanjak adalah salah satu ciri daerah ini yang terletak di daerah perbukitan di utara Bandung.

   

Jalan raya menuju ke arah utara Bandung yang lengang, sekitar tahun 1920.

  

Inilah kawah yang terdapat di Tangkuban Prahu. Dari tempat kita berdiri, dapat pula kita melihat gunung-gunung yang berada ujung lain kota Bandung.

Pada perjalanan ke arah lain dari Bandung, kita akan menemukan air terjun Cisarua. Perjalanan tamasya dengan kendaraan ke Kawah Putih dan puncak gunung Patuha (2190 m) juga wisata lain yang direkomendasikan. Dari puncak gunung ini, yang dapat dicapai dengan perjalanan kaki jarak pendek, kita dapat melihat Samudera Indonesia pada cuaca cerah. Jalan yang ditempuh dari Bandung melalui Soreang, Ciwidey, ke Ranca Bolang dan kembali melalui Ranca Bali mampir di Situ Patengan. Keseluruhan perjalanan pergi pulang berjarak sekitar 127 km atau 78 mil. Perjalanan itu akan melewati Pacet, Pangalengan, dimana kita dapat mampir juga bertamasya di Situ Cileunca.

Wisatawan yang berkunjung ke Situ Cileunca pada tempo dulu sering menjuluki tempat ini sebagai Swiss-nya Indonesia.

Satu hal yang jangan terlewatkan sebelum meninggalkan Bandung: berkunjunglah ke peneropongan bintang Bosscha dekat Lembang, dengan teleskop bintang terbesar di belahan bumi selatan.

Peneropongan bintang yang dibangun untuk kemajuan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi. Dana untuk pembangunan sarana penting ini berasal dari seorang dermawan yang kelak namanya dikenang menjadi nama observatorium tersebut, K.A.R. Bosscha.

  

Kita dapat menemukan teleskop peneropongan bintang terbesar di belahan bumi selatan kala itu, di dalam gedung tersebut.

Namun perlu diingat, bahwa yang dibicarakan di sini bukanlah mengenai saran perjalanan wisata kilat menelusuri Jawa dalam beberapa hari, namun lebih merupakan ulasan mengenai objek wisata utama di dalam dan di sekitar kota. Bandung tidak dapat "diselesaikan" dalam sehari, dan pelancong dengan waktu yang agak terbatas sebaiknya memilih terlebih dahulu dari segenap bingkisan acara wisata yang disajikan di kota ini. Bagi mereka yang hanya memiliki satu hari saja, perkenankanlah kami memberikan saran perjalanan pelesir sebagai berikut ini. Tiba di Bandung pada sore hari (dengan kereta, kendaraan, atau pesawat); menghirup teh hangat di Dago sambil menyaksikan lampu-lampu kota mulai gemerlapan menyongsong malam. Puaskanlah malam anda dengan berbelanja dan jalan-jalan di dalam kota. Pagi-pagi sekali hari berikutnya, ikutilah perjalanan ke Tangkuban Prahu (daerah pegunungan biasanya akan berkabut di awal pagi). Setelah puas di sana, anda dapat kembali dan mampir sebentar di Lembang untuk sekedar membeli bunga dan mengunjungi peneropongan bintang (izin kunjungan harus diatur jauh di muka). Sisanya, anda tinggal menempuh sisa perjalanan melalui jalan raya yang mulus menuju Bandung, dan santap siang di hotel anda.

Setelah puas melancong seharian, santap siang terasa begitu menyelerakan di tepi situ Cileunca, di tengah-tengah kelembutan pemandangan perkebunan teh di desa Pangalengan.

  

Promosi dan pengembangan kegiatan wisata di kota Bandung adalah hasil dari urun rembug dan kerja keras masyarakat kotanya, yang saat itu tergabung dalam suatu paguyuban swadaya masyarakat yang berkecimpung dalam masalah kepariwisataan, yakni Bandoeng Vooruit.

TMY Agustus 2001

Dari berbagai sumber.